Rabu, 14 Desember 2011

TUMOR GANAS




Kebanyakan kanker bermula dari sel-sel epitel. Kanker-kanker ini disebut karsinoma. Selain itu, jauh lebih jarang terjadi adalah sarkoma yang bermula dari jaringan otot, jaringan lunak lain, dan tulang. Karena jaringan-jaringan ini tidak memiliki sistem limfe, seperti organ sel-sel epitel, sarkorma ini tidak menyebabkan penyebaran ke kelenjar limfe. Namun, karena penyebarannya lewat darah, metastasis sarkoma dapat terjadi dimana-mana di dalam tubuh, khususnya pertama-tama di paru-paru. Limfoma ganas terjadi di jaringan limfe, terutama di kelenjar limfe yang dapat ditemukan di hampir seluruh tubuh. Proses ganas ini meluas nyaris hanya ke jaringan limfe saja (skema 1). Pertumbuhan ganas sel-sel darah meluas di pembuluh saluran darah sebagai kanker darah. Paling banyak terdapat aneka bentuk leukemia yang berasal dari berbagai sel darah putih (leukosit).
Epitel.
Sel-sel epitel membentuk lapisan luar dari kulit dan selaput lendir. Selaput lendir adalah lapisan dalam yang menutupi semua struktur saluran di dalam tubuh, kecuali pembuluh darah dan limfe. Struktur saluran adalah jalan pemapasan dari hidung sampai ke dalam paruparu, sistem pencernaan dari mulut sampai ke dubur (lengkap dengan saluran empedu, hati, dan kelenjar ludah perut [pankreas]), ginjal dan saluran kemih, organ-organ kelamin dan hampir semua kelenjar. Jadi, kebanyakan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung, usus, kandung kemih, prostat, rahim, indung telur, hati, dan payudara merupakan bentuk karsinoma.
Perlindungan
Epitel mempunyai dua fungsi yaitu melindungi dan memproduksi cairan. Demikianlah, epitel membentuk pemisah (sekat) yang melindungi terhadap kekerasan dunia luar lewat kulit yang kuat: satu lapisan kulit bukan tanpa alasan disebut kulit belulang. Selaput lendir yang menutupi secara tak kurang efektifnya, memberikan perlindungan bagi jalan pernapasan, saluran usus, organ-organ kelamin dan saluran kemih terhadap basil-basil yang membuat sakit, para penyerbu yang masuk lewat lubang-lubang tubuh seperti mulut, hidung, dubur, vagina dan saluran kemih.
Kelenjar
Fungsi kedua dari epitel ialah memproduksi cairan dan getah melalui kelenjar yang terletak atau bermuara di kulit dan selaput lendir. Di kulit dan dalam selaput lendir ada kelenjar-kelenjar besar seperti kelenjar hati, pankreas, prbstat dan payudara di samping kelenjar-kelenjar kecil yang tidak terhitung banyaknya. Getah yang dikeluarkan berfungsi untuk membasahi dan membersihkan (saluran udara dan paru-paru), pencernaan (ludah, empedu, getah-lambung dan usus), makanan (susu ibu), dan mengatur serta menurunkan suhu badan (keringat). Selain kelenjar yang melimpahkan produknya ‘ke luar’ yang disebut eksokrin, ada juga kelenjar yang melepaskan produknya ‘ke dalam’, langsung kejalan peredaran darah dan disebut endokrin. Contohnya: kelenjar gondok, anak ginjal (adrenalin), dan pankreas (insulin).
Penyerbu,sel-sel darah putih dan kelenjar limfe.
Penyerbu yang senantiasa mengancam benteng pertahanan kulit dan selaput lendir, biasanya merupakan mikroorganisma yang membuat sakit dan masuk lewat luka-luka di kulit, makanan, minuman, dan pernapasan. Penyerbuan masuk ini disebut penularan atau infeksi. Keseluruhan kulit dan selaput lendir, bersama-sama merupakan permukaan yang besarnya tidak terbayangkan, seluruhnya dipenuhi oleh jaringan halus pembuluh limfe. Di dalam jaringan pembuluh limfe ini, sel-sel darah putih khusus dapat menangkis, mengisolasi atau menghilangkan penyerbu. Kelenjar-kelenjar pun memiliki kerja pembuluh limfe seperti ini.
Pembuluh limfe bermuara di stasiun limfe, pusat dari dan untuk sel-sel darah putih yang berfungsi sebagai saringan untuk mencegah penyerbu masuk tubuh lebih jauh. Selain di tempat infeksi, pertarungan yang disebut ‘radang’ berlangsung di stasiun limfe. Radang adalah perang, terkadang pertarungan menjadi begitu memanas, sehingga pasien menderita demam. Radang di dalam berbagai bentuk berkaitan erat dengan kekebalan dan proses imun. Sayangnya, stasiun limfe biasa, disebut sebagai kelenjar limfe, suatu istilah yang menimbulkan kerancuan. Karena sesungguhnya stasiun limfe bukan merupakan organ yang memproduksi getah, jadi bukanlah kelenjar.
Kelenjar ganas
‘Bahaya’ yang menyerbu lewat pembuluh limfe masuk ke stasiun limfe, biasanya terdiri atas kuman penyakit di dalam bentuk bakteri, tetapi dapat juga berupa sel-sel kanker. Pada karsinoma, sel-sel kanker dapat tumbuh ke dalam pembuluh limfe dan terbawa oleh anus limfe, menyangkut di dalam stasiun limfe dari organ yang terkena dan tumbuh besar di sana. Lalu disebut ‘kelenjar ganas’ yang sebenarnya tidak tepat, karena bukan kelenjarnya yang ganas melainkan yang mendudukinya, yaitu kanker itu.
Setiap organ memiliki kelompok stasiun limfenya sendiri. Hal ini berlaku untuk kulit, kelenjar, usus, hati, saluran kemih, organ-organ kelamin, saluran pernapasan, kandung kemih, dan rongga muluthidung-tenggorokan. Kelompok semacam ini disebut’kelenjar limfe regional’, suatu pengertian yang banyak digunakan di dalam onkologi. Lokasi yang paling terkenal adalah di lipat paha, ketiak, leher, rongga dada antara paru-paru, di perut pada dinding belakangnya, dan di panggul. Ada tidaknya penyebaran dan luasnya di dalam kelenjar regional adalah sangat penting untuk pertahanan (prognosisnya) hidup, karena hal tersebut mempunyai kaitan dengan pilihan penanganan dan harapan penyembuhan.
Sel-sel kanker, seperti basil, menyebabkan reaksi radang di sistem pembuluh dan stasiun limfe. Tetapi, proses ini tidak menyebabkan demam atau sakit, seperti yang terjadi pada radang oleh bakteri. Penderita tidak merasa sakit dan juga tak merasakan apapun. Tetapi,sesuai sifat keganasan sel-sel kanker yang ditebarkan, stasiun kelenjar limfe biasanya dengan mudahnya dirambati sambil satu demi satu kelenjar-kelenjar kelompoknya diduduki dan akhirnya dihancurkan. Dengan demikian, kelenjar-kelenjar itu menjadi benjolan kanker yang dapat tumbuh saling bertautan menjadi suatu paket kanker berjendul-jendul di dalam lipat paha, ketiak, leher, rongga perut, atau rongga dada. Kendati perluasan karsinoma ke kelenjar limfe sedemikian rupa, penderita tidak merasakan apapun dan penyembuhan terkadang tetap masih dimungkinkan.
Pertumbuhan setempat
Keganasan kanker seperti sudah dikatakan sebelumnya mempunyai dua sifat yaitu pertumbuhan ke dalam lingkungannya dan penyebaran jarak jauh. Jadi, terjadi pembelahan sel yang tak terkekang disertai dengan perluasan ganas tanpa hambatan. Di samping itu, bengkak induk atau tumor primernya berinfiltrasi dan menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang nantinya dihancurkannya. Pertumbuhannya bahu membahu secara rapat. Selain perluasan setempat, ada kecenderungan untuk penyebaran. Tumor induk ‘melahap’ dinding pembuluh-limfe dan pembuluh darah balik (vena) di sekitamya. Sesudah tumbuh menembus dinding, sel-sel kanker mudah melepaskan dini dan diangkut oleh aliran limfe atau darah. Penyebaran lewat pembuluh limfe ke kelenjar-kelenjar regional disebut pembentukan metastasis atau penyebaran limfo-regional. Penyebaran lewat pembuluh darah disebut penyebaran hematogen. Proses ini kita sebut penyebaran’dari jarak jauh’. Gumpalan-gumpalan sel kanker dan tumor induk terbawa oleh aliran darah, lewat pembuluh balik darah dan jantung sampai ke paru-paru, menyangkut dan tumbuh besar di sana. Dari metastasis paru-paru ini , pada setiap tempat di dalam tubuh dapat muncul penyebaran lewat pembuluh balik paruparu, jantung, dan pembuluh nadi. Pada kanker usus, penyebaran biasanya datang melalui vena porta ke hati dulu. Metastasis kelenjar limfe pun pada gilirannya dapat menjadi sumber penyebaran lewat darah.
Metastasis disebut tumor sekunder, berbeda dengan tumor induknya yang disebut tumor primer. Pada metastasis hematogen jarang dapat diharapkan penyembuhan, meskipun sering masih ada penanganannya yang dapat dilakukan. Pada penyebaran limfogen, lebih banyak harapan untuk penyembuhan karena prosesnya mungkin agak terbatas di dalam daerah loko-regionalnya.

NAMA   :  LYDIA MOA PHILI
NIM       :  10445
KELAS    :  IIC KEBIDANAN
AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar